Sejarah Desa
Sejarah Desa Lesmana
Pada abad 17 didaerah Pulau Jawa bagian selatan berdiri sebuah kerajaan bernama Surokarto yang dipimpin oleh seorang raja bernama Amangkurat I. Ditengah kekuasaanya, terjadi pergolakan Kudeta yang dilakukan oleh putranya sendiri hingga perang saudara tidak bisa terelakan.Berhari-hari perang saudara berlangsung hingga ahirnya, Karena kalah jumlah pasukan, Raja Amangkurat I terdesak, beliau yang sudah kelelahan dan luka akibat perang saudara, lari kearah barat dengan prajuritnya yang masih setia untuk menuju Batavia (sekarang Jakarta) dengan tujuan mau minta bala bantuan kepada VOC (belanda).
berhari – hari Raja Amangkurat menjalani pelarian, hingga suatu hari beliau jatuh sakit, disebuah daerah yang pada saat itu banyak ditumbuhi pohon kelapa yang berbuah banyak (Kelapa Dompyok) Didaerah inilah beliau beristirahat sambil Les-Lesan (istirahat sambil tiduran) selama beberapa hari. Sementara kondisi kesehatan Raja Amangkurat I semakin memburuk. kepada salah seorang prajuritnya yang bernama Ranadikara, beliau berpesan agar didaerah ini didirikan sebuah wilayah Kedemangan (Kawedanan) yang bernama Kalapa Dompyok dan Rana Dikara ditunjuk oleh beliau sebagai Demang Klapa Dompyok. (peninggalan berupa Stemple Kedemangan, Tombak, Keris, Gong, Tapal Kuda dan benda-benda pernak-pernik lainya, hingga sekarang masih ada dan disimpan di musium Banyumas).
Sementara, kondisi kesehatan Raja Amangkurat I makin melemah dan mendekati ajal. Sebelum menghembuskan nafas terahir, beliau berpesan kepada para parajuritnya agar jika saya meninggal kebumikanlah di tanah yang berbau harum, dan ditempat saya beristirahat ini kelak dinamakan kampung/dukuh/desa Les-lesan (oleh eyang Ranadikara disempurnakan menjadi DESA LESMANA). Selanjutnya beliau menyuruh beberapa orang prajuritnya ke utara untuk mencari tanah yang berbau harum. Dan daerah ini sekarang kita kenal sebuah daerah Slawi dikabupaten Tegal yang bernama Tegal Wangi. Dan hingga sekarang makam Raja Amangkurat disana dirawat dengan baik.
Demikian sejarah singkat ini diriwayatkan oleh para sesepuh desa sebagai nara sumber.